Beranda

Sabtu, 12 November 2011

Mewujudkan Impian


Setiap orang pasti punya impian. Entah itu impian sederhana ataupun luar biasa yang cenderung muskil untuk diraih. Terkadang impian itu dengan jelas dapat diungkapkan dengan kata atau ada yang masih absurd. Semakin jelas impian kita, saya percaya, semakin memudahkan langkah kita untuk meraihnya.
Kata orang-orang yang sudah mencapai impian mereka “You are what you think all day long!” Bahwa apa yang akan terjadi di masa depan sangat bergantung dari apa yang kita pikirkan sekarang. Kongkritnya, jika kita berpikir masa depan kita akan cemerlang, maka kecemerlangan yang akan kita dapatkan. Sebaliknya ketika kita memikirkan suatu masa depan yang suram, maka kesuraman itu yang kita dapatkan. Begitukah?
Saya termasuk orang yang belum meraih apa yang saya impikan:D. Kenyataan ini sering membuat saya gelisah. Sehingga hampir lebih separuh dari waktu saya adalah merenung dan bertanya pada diri sendiri, kenapa saya belum sampai pada impian saya? Dikarenakan hal itu pula saya sangat exited dengan tema-tema tentang self motivation, how to inspiring ourselves, time management, life skill, dll. Tentu saja dalam rangka meraih apa yang saya impikan dengan cara-cara yang mudah. Tapi tentu saja semuanya tidak semudah yang saya inginkan. Ada banyak pilihan, hambatan, dan proses pengambilan keputusan yang tidak sederhana kemudian menyertainya.

Ada yang cepat dalam mewujudkan impiannya, ada pula yang lambat, bahkan ada yang masih bingung apa sebenarnya yang diimpikan sehingga tidak melakukan langkah apapun. Semuanya dibiarkan mengalir seperti air. Ada yang menempuh jalan datar dan ada pula yang harus melalui kondisi jalan berkelok, bergelombang atau banyak batu sandungan.

Setiap proses menuju impian semakin lama terasa semakin tidak mudah dilalui. Ada saja tantangan meskipun kita merasa sudah melakukan yang terbaik, sehingga membutuhkan usaha yang berulang-ulang, perhatian, dan perjuangan ekstra. Berusaha menguat-nguatkan diri ketika sampai pada batas menyerah dan putus asa. Demikian pula, semakin luas aktifitas sosial kita –seperti yang saya & mungkin sebagian kawan-kawan rasakan- maka semakin sulit untuk focus pada impian. Kadang-kadang harus bercampur antara impian pribadi dengan impian kolektif. Mana yang harus saya dahulukan? Sampai di sini harus berhadapan dengan yang namanya focus. Yaitu mengerucutkan sekian banyak impian menjadi semakin tajam sehingga mudah diraih. Namun ini sifatnya sangat personal karena sebagian besar orang tidak punya masalah seperti ini. Mereka tetap bisa melangkah pasti –konsisten- menuju focus itu.

Dulu, dulu sekali ketika SD, saya sangat suka kalau pulang sekolah, melakukan petualangan kecil dengan teman-teman kecil saya. Kami sama sekali belum terbeban dengan namanya meraih impian. Baik itu impian pribadi, orang tua, maupun tetangga (:D). Kami hanya melakukan apa yang menurut kami menyenangkan buat kami. Maka yang kami lakukan saban hari sepulang sekolah adalah masuk ke hutan kecil di pinggiran desa untuk menemukan sesuatu yang bisa jadi mainan baru kami. Atau bermain di sungai sambil tidak ketinggalan melakukan hal-hal inovatif, seperti lomba membuat sumur-sumur kecil dengan kreasi taman batu di sekelilingnya, di tepi sungai. Atau melakukan main petak umpet a la kami, menangkap ikan untuk kemudian kami panggang sebagai santapan lezat dan lahap karena perut yang lapar setelah berendam setengan hari dalam air. (Semuanya adalah hal-hal kecil karena sesuai dengan usia kami pada saat itu).


Impian mungkin hanya merupakan khayalan belaka. Atau juga keadaan yang akan kita rasakan. Lalu mengapa sebagian besar diantara kita belum mencapainya? Adakah karena kita belum melaksanakan tindakan untuk menjemput impian tersebut?

Selamat berjuang, kawan !! Selamat berjuang merengkuh kebahagian hakiki dalam hidup dan pekerjaan Anda. Salam dan doa untuk keberhasilan kita semua….

(Rasanya tulisan ini masih belum selesai tapi sudahlah, rasa ngantuk, terasa berat. Semoga lain waktu bisa dilanjutkan… waktu menunjukkan pukul 01.45 WIB)